Kargo Udara



Rekan-rekan disini yang sering mengirim paket baik surat ataupun barang pasti familiar dengan PT POS,JNE,TIKI,dan lain-lain. Disini kita akan membahas apakah boleh kita mengirim barang atau paket lewat kargo udara,bagaimana jenis pesawatnya,dan lain-lain ?



Untuk mempelajari kargo udara,kita harus membatasi materi kita hanya sebatas pada kargo saja bukan membahas tentang kepabeanan atau ekspor-impor dan kita tidak akan membahas ekspedisi pengiriman lewat darat dan laut walaupun nanti beberapa prosedur pengirimannya ada yang sama. Jika rekan-rekan ada yang pernah mengirim via kargo udara berupa barang cairan dan ditolak,pasti akan bertanya mengapa kok pengiriman cairan via udara ditolak tetapi via kapal laut tidak. Disini kita akan lebih banyak belajar tentang safety atau keselamatan penerbangan untuk kegiatan muatan udara.

Rekan-rekan pernah lihat pesawat Fedex kan? atau pesawat DHL Express? Lalu apa bedanya kok ada pesawat Singapore Airlines dan Singapore Airlines Cargo?. Dalam penerbangan,terdapat juga unit bisnis selain memuat penumpang yaitu muatan kargo. Berbeda dengan muatan kapal laut,muatan udara dengan pesawat syaratnya sangat banyak sekali dan tidak boleh sembarangan salah satunya tidak boleh mengirim muatan cairan seperti saya dahulu waktu mengirim printer ke Makassar dari Jogjakarta. Padahal printer tersebut tidak terpasang infus,hanya catridge yang tintanya tinggal setengah itupun dilarang karena ada cairan tintanya,akhirnya paket printer itu saya bongkar di bandara dan saya lepas catridgenya dan saya kirim terpisah via jalur laut yang memakan waktu berminggu-minggu.,Jika terpaksa lewat udara pun kita harus mengurus dokumen DG (Dangerous Good).

Yang kita bahas pertama adalah aspek armada atau pesawat

Sebelum mempelajari pesawat untuk kargo udara,kita lihat saja angkutan kargo darat terutama bis. Kawan-kawan di pulau jawa dan sumatera atau rekan-rekan bismania seperti saya pasti mengena bis Lorena,Rosalia Indah,Pahala Kencana,dan lain-lain. Rata-rata perusahaan bis itu memiliki juga anak cabangnya khusus untuk ekspedisi kargo, seperti PO.Lorena memiliki ESL Exspress,PO. Rosalia Indah memiliki Rosalia Express,dan PO.Pahala Kencana memiliki Pahala Express. Pertanyannya, pernah terbayang tidak kalau ternyata kendaraan yang digunakan oleh perusahaan tersebut rata-rata adalah bis lama yang yang dulunya dipakai untuk mengangkut penumpang di eranya dan telah dimodifikasi menjadi bis untuk angkutan kargo. Nah sama saja dengan pesawat. Pesawat kargo yang juga memiliki bisnis angkutan penumpang sudah pasti kebanyakan menggunakan pesawat bekas angkutan penumpang dieranya dahulu kala untuk dijadikan pesawat kargo. Kenapa kok harus pesawat bekas? Jawabnya simple,ya karena hanya untuk muatan barang,bukan orang. Kalau orang kan manusia harus diperlakukan dengan nyaman dengan manusiawi,memperhatikan aspek ergonomic, dan lain-lain,sehingga pesawatnya harus baru supaya tiketnya laris sama seperti bis.

Seperti contoh gambar di bawah ini.



Gambar di atas adalah bis milik PO.Rosalia Indah dengan anak perusahaannya dibidang kargo yang bernama Rosalia Indah Express dan Maskapai Singapore Airlines dengan anak perusahaannya dibidang kargo yang bernama Singapore Airlines Cargo. Kedua kendaraan itu baik bis ataupun pesawat menggunakan armada yang dibilang masih baru untuk angkutan penumpang,tetapi ketika digunakan oleh anak perusahaannya untuk muatan kargo,mereka menggunakan armada lama yang di modifikasimenjadi angkutan kargo. Rosalia Indah menggunakan bis karoseri adiputro dengan seri Jetbus Setra HD 2+ keluaran terbaru untuk mengangkut penumpangnya salah satunya trayek Surabaya-Palembang ataupun Solo-Palembang dan Rosalia Express menggunakan armada karoseri adiputro seri old setra yang dieranya dahulu juga merupakan bis untuk mengangkut penumpang tetapi karena sudah tua diubah menjadi bis kargo. Sama seperti jenis pesawat yang digunakan untuk penumpang milik Singapore Airlines, mereka menggunakan Boeing 747-400 dan untuk kargonya mereka menggunakan Boeing 747-200 yang dieranya dahulu juga digunakan untuk mengangkut penumpang tetapi sekarang digunakan untuk kargo.

Tetapi apakah pesawat kargo harus pesawat lawas?

Ya tentu tidak dong. Itu semua tergantung pemilik perusahaan. Perusahaan yang ingin armada kargonya baru bisa saja khusus memesan armada baru untuk kargo atau maskapai yang memang hanya melayani kargo atau maskapai full cargo seperti Fedex,DHL,dan TNT mereka ada yang menggunakan pesawat jenis baru untuk memuat kargo,tetapi perusahaan kargo yang merupakan anak cabang maskapai penerbangan penumpang rata-rata menggunakan armada pesawat lama mereka untuk dimodifikasi menjadi kargo.

Lalu bagiaman pesawat Sriwijaya,Lion Air,Garuda,Batik Air yang tidak punya pesawat khusus kargo bisa membuka layanan kargo?

Ya betul, nebeng dengan pesawat reguler untuk penumpang. Kalau rekan-rekan belajar manajemen penerbangan khususnya airlines, tidak semua penerbangan kursinya terisi penuh atau load factornya tidak mendekati satu ( load factor untuk manajemen penerbangan ya bukan load factor untuk weight and balance pesawat). Gampangnya,daripada kursi kosong yang tidak ada penumpangnya dibiarkan kosong,maka pesawat akan memuat kargo udara untuk diantar sesuai tujuan pesawat tersebut. Lalu kenapa Singapore airlines punya pesawat kargo sendiri? Ya karena perminat kargo mereka banyak. Daripada nebeng pesawat untuk penumpang lebih baik pakai pesawat sendiri khusus untuk kargo. Ingat Singapura,Dubai,Korea,Jepang adalah negara bisnis dan negara kaya. Banyak sekali bisnis rumah makan,bisnis apapun yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan waktu. Bahan-bahan seperti ikan segar,buah segar harus dikirim tepat waktu dalam keadaan segar,itu kenapa dahulu Ibu Susi rela membeli pesawat sendiri yang bernama susi air hanya untuk mengangkut lobster dan ikan,supaya ikannya tetap segar ( that is bussines risk to make a customer be satisfied first). Mungkin kedepan jika permintaan kargo Indonesia sudah sangat banyak dan penumpang pesawat banyak, yang sudah tidak memungkinkan lagi jika kargo udara digabung dengan pesawat penumpang,mungkin maskapai di Indonesia akan mempunyai pesawat kargo sendiri.

Yang kedua kita akan membahas packing yang digunakan untuk kegiatan muatan kargo

Rekan-rekan pasti pernah mengirim laptop atau barang elektronik via JNE dan harus dilapisi peti kayu supaya laptop tidak pecah. Di kegiatan muatan kargo pesawat kita akan belajar cara packing untuk muatan kargo yaitu dengan ULD atau Unit Load Device atau bahasa indonesianya peti kargo. Peti kargo pesawat tidak didesain sembarangan. Peti kargo atau ULD didesain presisi terhadap ruangngan kargo pesawat (cargo bay) untuk memudahkan petugas FOO dalam menghitung weight and balance pesawat. ULD untuk pesawat ini dibagi menjadi dua bentuk yaitu container dan pallet.

ULD Container 

ULD Pallet 

Penampang ULD container di dalam ruang kargo

ULD container adalah peti yang dibungkus dengan box aluminium dan dibentuk presisi dengan cargo bay atau ruangan kargo pesawat sedangakan pallet adalah kargo terbuka yang tidak dimasukkan pada sebuah kotak melainkan hanya diikat dengan net atau jaring. Setiap pesawat memiliki kapasitas ULD yang berbeda-beda baik ULD container ataupun ULD pallet. Berikut adalah kapasitas ULD beberapa pesawat di dunia.



IATA telah memberi kode untuk ULD pesawat agar memudahkan dalam proses handling maupun tracking paket kita. Kode tersebut terdiri dari tiga huruf yang menunjukkan jenis ULD tersebut serta diikut 4 atau 5 nomor angka seri ULD nya seperti dibawah ini AKN 14512. 
  • AGA: M2 container 
  • AKC: LD1 Tanpa Lubang Forklift 
  • AKE: LD3 Tanpa Lubang Forklift 
  • AKH, AKW: LD3-45 Didesain untuk A320/321 
  • AKN: LD3 Dengan Lubang Forklift 
  • ALB: LD4 Dengan Lubang Forklift 
  • ALD: LD11 container (aka L11) 
  • ALF: LD6 Tanpa Lubang Forklift 
  • ALP: LD11 Tanpa Lubang Forklift 

Dan masih banyak lagi kode-kode ULD untuk bagasi pesawat kargo. 

Pada gambar ULD diatas tertulis AKN berarti ULD tersebut dengan lubang forklift (lihat bagian bawah ada lubangnya) dan 14512 adalah kode angka pemilik ULD tersebut. Setiap maskapai kargo memiliki ULD nya masing masing dan memiliki nomor ULD yang tertera di kotak ULD nya.

Bagaimana dengan kargo militer?




Kargo militer lebih banyak menggunakan pallet untuk melakukan airdrop atau penerjunan kargo/logistic dari udara untuk mensuplai logistic prajurit dibawah yang sedang berperang. Prajurit militer lebih sering menyebutnya HCU-6/E atau 463L Master Pallet. Kalau rekan-rekan sering atau pernah melihat pesawat Hercules menurunkan logistik dengan parasut,rata-rata mereka menggunakan master pallet termasuk menurunkan tank. Mengapa tentara tidak menggunakan bentuk container? Ya bayangkan saja ketika logistik seperti peluru atau granat jika diletakkan di dalam container sementara prajurit di bawah sedang sibuk combat atau tembak-tembakan dengan musuh,malah akan membuat ribet. Kalau bentuk pallet kan talinya tinggal dipotong,sedangkan kalau pakai container harus membuka gembok dahulu mengeluarkan dulu dan itu memakan waktu karena saat perang,waktu sangatlah berharga.

Yang ketiga kita akan membahas alat yang digunakan untuk menaikkan ULD ke dalam pesawat

Rekan-rekan pasti mengenal forklift untuk mengangkut barang yang berat,tetapi di muatan kargo penerbangan ketika akan proses loading atau memasukkan barang ke dalam lambung pesawat tidak membutuhkan forklift karena rawan tertusuk mengingat material fuselage pesawat sangatlah riskan kecuali saat di gudang penyimpanan memang membutuhkan forklift untuk membantu proses pemindahan barang. Di pesawat kargo,ada banyak jenis alat yang digunakan untuk memuat barang ke dalam badan pesawat,walaupun banyak jenisnya, semuanya tetap disebut loader. Sebelum mengenal loader,kita harus mengetahui layout penempatan kargo di pesawat dan letak pintu pesawat kargo,ada yang di nose (nose door), di depan bagian atas (head door),di main deck,di bagian belakang (rear door),dan bagian belakang bawah (ramp door).


Nose Door 

Main Deck Door

Ramp Door
Airbus Beluga dengan Head Door Cargo dan Boeing 747 Dream Lifter dengan Rear Cargo Door 

Untuk memasukkan barang pada berbagai macam jenis pintu pesawat kargo,maka diperlukan loader yang berbeda-beda. Loader ini berbagai macam bentuk dan fungsi karena ULD atau kargo yang diangkat berbeda dan juga bentuk serta letak pintu pesawat kargo yang berbeda-beda,ada yang di samping, ada yang dibawah,dibelakang (ramp door) bahkan di depan seperti pesawat Antonov AN-225 Mriya,C-5 Galaxy,Boeing 747,dan lain-lain. Secara utama orang-orang kargo membagi loader ini menjadi dua yaitu lower deck cargo dan main deck cargo. Lower deck adalah ruang kargo yang ada di bagian bawah fuselage dan main deck adalah deck dimana biasanya kalian duduk kalau dipesawat,tetapi karena ini pesawat cargo maka main deck nya digunakan untuk barang,bukan penumpang.

Boeing 747 Freighter (Kiri) tidak memiliki fitur nose down seperti Antonov AN-124 (Kanan)

Kalau kargo yang diikutkan dengan pesawat penumpang sudah pasti letaknya di bagian kargo lower deck alias dibawah. Untuk pesawat yang main cargo door nya terletak di nose dan memiliki fitur nose down,mereka tidak membutuhkan loader yang tinggi karena posisi pesawat bisa dibungkukkan kebawah untuk memudahkan kargo keluar dari lambung pesawat seperti ketika Indonesia membeli pesawat sukhoi dari Rusia yang diangkat dengan Antonov AN-124,begitu juga dengan pesawat cargo yang cargo door nya terletak dibelakang atau isitilahnya rampdoor seperti hercules tidak membutuhkan loader.


Merek loader ini ada banyak sekali ada mitsubishi,TLD,FMC,dan lain-lain. Beberapa bandara ada yang sudah memiliki loader sendiri dan ada juga yang mempunyai loader masih dalam status sewa oleh perusahaan lain.Selain loader di atas,masih ada lagi loader yang digunakan untuk menaikkan kargo atau barang ke pesawat antara lain bulk loader yang sering disebut orang Gapura Angkasa atau staff ground handling di Indonesia sebagai BTT ( Baggage Towing Tractor) dan BCL ( Baggage Conveyor Loader). Lalu ada lagi High Deck Catering Loader atau kalau di indonesia disebut HCT ( High Lift Catering Truck) yang dioperasikan oleh aerofood,penyedia layanan catering untuk penerbangan di Indonesia.







Di Indonesia,petugas yang menyusun dan menata bagasi atau koper kita di dalam pesawat dilakukan oleh petugas loading dan unloading. Mereka harus bekerja cepat karena bulk loader ini menggunakan conveyor belt yang berputar cepat. Mereka dituntut untuk menyusun bagasi dengan cepat dengan panduan load master,itu kenapa nanti dalam bahasan selanjutnya,saya menyarankan jika kita mengirim paket kargo berupa barang elektronik ataupun barang pecah belah agar paket kargo kita yang diikutkan pesawat penumpang dilindungi dengan packing kayu.

Yang keempat kita akan membahas undang-undang kargo udara,administrasi/dokumen untuk kargo udara,dan trik mengirim barang lewat kargo udara

Industri yang terus berkembang dan kebutuhan bahan baku pabrik yang semakin meningkat serta butuh pengiriman cepat,semakin membuat pelaku industri mempercepat mendapatkan bahan baku tersebut yang berasal dari berbagai daerah yang berbed-beda,dan untuk menyingkat waktu pengiriman,bahan baku tersebut mau tidak mau harus dikirim melalui udara. Bahan baku tersebut terkadang ada yang memerlukan perlakuan khusus dalam pengangkutan dikarenakan senyawa ataupun kandungan dari barang /bahan tersebut dapat membahayakan kesehatan, keselamatan jiwa, dan harta benda,atau yang lebih sering disebut kategori barang berbahaya atau Dangerous Goods (DG).

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,pemerintah melalui kementrian perhubungan dan dan kementrian perdagangan membuat regulasi yang mengatur bagaimana cara pengangkutan dan perlakuan terhadap Dangerous Goods ( DG ) tersebut. Berikut adalah undang-undang yang mengatur tentang muatan udara.

Surat Keputusan Dirjen Hubud Nomor: SKEP/275/XII/1998 Tentang pengangkutan bahan dan/atau barang berbahaya dengan pesawat udara
  • ICAO Annex 18 The Safe Transport of Dangerous Goods by Air
  • Document 9284-AN/905 Technical Instruction The Safe Transport of Dangerous Goods by Air 
  • Document 9481-AN/928 Emergency Respons Guidance for Aircraft Incidents Involving Dangerous Goods ( petunjuk darurat apabila pesawat mengalami kecelakaan akibat DG ).
  • IATA ( International Air Transport Association )

Dangerous goods sendiri terbagi dalam 9 ( sembilan kelas ) yaitu :

Kelas I. Explosive 
Semua bahan peledak dan ini sangat dilarang dalam penerbangn (contoh : TNT,bom,mercon,karbit,dan lain-lain)

Kelas II.Flammable Gas 
Berupa gas bertekanan,mudah terbakar ( gas LPG berbagai ukuran,aerosol,pylox,dan lain-lain)

Kelas III.Flammable Liquid 
Berupa cairan yang mudah terbakar (bensin,solar,alkohol,spirtus,dan lain-lain)

Kelas IV.Flammable Solid
Berupa zat padat yang mudah terbakar ( batu bara,propelan roket padat,dan lain-lain)

Kelas V. Oxidizing Substances & Organic Peroxides 
Berupa zat yang mudah menghasilkan O2 yg dapat mengakibatkan kebakaran (Ammonium peklorat,Ammonium dinitamida,dan lain-lain)

Kelas VI.Toxic 
Zat padat / cair yang bila di hirup atau di telan akan menyebabkan kematian ( Contoh : Arsenik,Racun potas,dan lain-lain)

Kelas VII.Radioaktif
Bahan/barang/benda yang memancarkan radiasi

Kelas VIII.Corrosive 
Bahan yang dapat merusak jaringan kulit/ mempunyai tingkat korosif yang tinggi

Kelas IX. Miscelaneous DG 
Bahan padat atau cair yang mempunyai sifat iritasi / yang dapat menyebabkan ketidak nyamanan

Ketika mengirim kargo,kita harus mengurus dokumen-dokumen apalagi untuk kegiatan exim (export-import). Sebelum membahas dokumen,kita harus mengetahui beberapa terminologi atau istilah-istilah tentang kargo udara.

Contoh Airway Bill 

Contoh SMU (Surat Muatan Udara)

Air Way Bill adalah dokumen yang dibuat atas perjanjian antara shipper atau cargo agent dengan airlines yang merupakan bukti kontrak kerjasama untuk pengangkutan barang melalui udara melalui rute yang dilewati airlines tersebut kalau di domestik namanya SMU (Surat Muatan Udara).
  • Master Air Waybill adalah dokumen yang meng-cover pengiriman individu sebagai consol cargo.
  • Cargo Aircraft adalah setiap pesawat selain pesawat penumpang yang hanya mengangkut kargo dan pos.
  • Cargo Transfer adalah kargo yang datang dari satu penerbangan dan melanjutkan dengan pesawat lain.
  • Cargo Transit adalah kargo yang datang dan singgah sebentar sebelum melanjutkan pengiriman dengan pesawat yang sama.
  • Storage adalah proses penempatan kargo di dalam gudang sesuai dengan sifat dan jenis dan masing-masing barang tersebut menunggu proses build up untuk diberangkatkan.
  • Rebuild Up adalah proses penempatan kargo di dalam ULD (pallet, kontainer) atau gerobak atau cart sesuai dengan SOP masing-masing.
  • ULD (Unit Lod Device) adalah semua tipe pallet atau kontainer yang digunakan sebagai alat untuk mempermudah pengiriman barang.
  • Cargo delivery atau Cargo Movement adalah proses pemindahan kargo dari warehouse atau storage ke area ship side atau antar ramp side.
  • Unloading adalah proses menurunkan atau membongkar kargo dari pesawat untuk selanjutnya ditaruh di ramp side atau dibawa ke gudang sebagai transit cargo atau inbound cargo.
  • Cargo Manifest adalah daftar muatan angkutan yang berisi jumlah koli, berat, jenis komoditi dan tujuan sesuai dengan yang tertera di SMU atau AWB.

B.C 1.2 adalah dokumen Bea dan Cukai yang digunakan sebagai pelindung barang import atau transit yang diangkut lanjut melaui daerah pabean (domestik).

Break Down adalah proses pembongkaran atau penurunan kargo dari ULD atau cart yang disesuaikan dengan manifest atau AWB atau SMU untuk mengecek kesesuaian jumlah koli, berat, jenis isi.

PEB ( Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor yang dibuat sesuai BC 3.0 yang dapat berupa tulisan di atas formulir atau pesan elektronik (EDI).

Daftar Pemberitahuan Barang Ekspor (DPEB) adalah daftar muatan barang ekspor yang digunakan untuk memberitahukan barang ekspor yang diangkut lanjut atau barang ekspor yang diangkut terus pada saat kedatangan sarana pengangkut

Lalu bagaimana prosedur untuk mengirim paket via kargo udara ?

Rekan-rekan yang ingin mengirim via kargo udara saya sarankan jangan yang ringan-ringan. Kalau Cuma satu lembar surat lebih baik lewat pos saja karena dalam pengiriman kargo udara dihitung 10 Kg pertama dan dikenalkan tarif perkilogram selanjutnya. Jadi kalau mau kirim surat atau barang yang beratnya hanya 200 gram,300 gram lewat kargo udara,nanti tetap dihitungnya 10 Kg. Banyak sekali perusahaan kargo pihak ketiga yang membuka jasa pengiriman kargo di bandara seperti PMA cargo,SUN cargo,Gapura cargo,dan lain-lain yang bekerja sama dengan beberapa maskapai di Indonesia. Berikut adalah trik dan prosedur pengiriman domestik atau dalam negeri via kargo udara.Tahapan-tahapan dan trik ini berlaku untuk muatan kargo udara yang tidak menggunakan pesawat kargo khusus,tetapi menumpang dengan kargo pesawat penumpang. Cara ini digunakan karena kalau lewat pos,jne,atau tiki,dan lain-lain,sampainya bisa bermhari-hari kalau mengirim contohnya dari Jogjakarta ke Makassar,tetapi dengan kargo udara dalam 2 hari bahkan dalam kurang dari 24 jam barang bisa sampai dan yang perlu diingat layanan ini adalah layanan port to port atau antar bandara jadi barang yang kita kirim tidak dikirim ke rumah,tetapi diambil sendiri di bandara berbeda dengan pos,jne,tiki yang diantar langsung ke rumah.

Pertama Persiapan dan Packing Barang

Pada tahap ini kita lihat apakah barang kita tergolong barang DG atau bukan. Jika bukan lanjutkan packing,jika iya seperti cairan berapapun volumenya sudah pasti akan ditolak,karena cairan dan barang DG lainnya hanya bisa dibawa dengan pesawat khusus kargo,bukan kargo yang nebeng pesawat penumpang. Seperti yang saya katakan di atas tadi,catridge printer saya pun harus dilepas tidak boleh ikut dibawa,teman saya kirim parfum botol kecil terpaksa harus di keluarkan karena ada cairannya. Ingat,ini kargo yang nebeng pesawat penumpang Jadi jangan pernah sekali-kali mengirim barang cairan lewat kargo udara domestik atau paket kita nanti akan dibongkar pada bagian laser dan X-ray karena semua kargo yang naik pesawat isinya akan dilaser dan di X-ray.


Pada tahap packing, jika barang yang kita kirim berupa buku,baju,dan barang lainnya yang jika ditumpuk tidak rusak,cukup packing biasa saja tanpa dilindungi peti kayu. Tetapi, jika yang dikirim alat elektronik seperti laptop,kamera,dan lain-lain sebaiknya diberi peti kayu.


Jangan lupa mencantumkan nomor HP dan alamat lengkap pengirim serta penerima (usahakan sesuai KTP) supaya jika terjadi hal yang tidak diinginkan,kita mempunya bukti kuat kepemilikan barang selain SMU. Selain menulis alamat,tulis juga kode IATA bandara tujuan seperti format gambar di atas. Kode IATA setiap bandara berbeda-beda,silahkan cari di Google untuk mengetahui kode IATA bandara asal dan tujuan kita.

Tips : Usahakan paket kita dibungkus dengan karung putih,karena perusahaan kargo udara kebanyakan mewajibkan packing barang dengan dilapisi karung putih dan untuk barang elektronik atau pecah belah beri pelindung tambahan berupa peti kayu. Ushakan packingnya dirumah saja kalau tidak mendesak,karena kalau packingnya di bandara,akan kena biaya packing yang cukup mahal.

Kedua Mengantar Barang

Contoh terminal kargo Bandara Juanda

Setelah selesai packing di rumah,selanjutnya antar barang ke bandara. Jangan ke bagian penumpang ya tapi ke bagian kargo biasanya ada disamping bandara,kalau Bandara Adisucipto Yogyakarta begitu kalian masuk bandara dari jalan utama setelah menyebrang rel kereta api,langsung belok kiri nanti ketemu depo kargo atau terminal kargo berjajar, silahkan pilih perusahaan kargo yang diinginkan,ada SUN cargo,PMA cargo,dan lain-lain. Ketika di perusahaan kargo,barang kita akan ditimbang serta ditanya isinya. Kita tidak bisa berbohong karena nanti juga akan di X-ray isinya. Setelah ditimbang,kita akan mendapatkan SMU (Surat Muata Udara) yang nomor SMU nanti akan digunakan sebagai bukti pengambilan barang di tujuan. Setelah diberi SMU dan bayar,selanjutnya kita pulang kerumah,disini kita berpisah dengan barang kita.

Trik : Terkadang beberapa bandara ada oknum calo yang mengiming-imingi supaya kargo cepat sampai dan lain-lain. Perlu diingat,jika barang kita belum bisa diberangkatkan hari ini karena maskapai yang ke tujuan sudah berangkat sebelum kita menyerahkan barang,pasti barang kita akan diberangkatkan keesokan harinya. Kalaupun mendesak barang itu harus sampai,coba pas mengirim barang kita tanya sama petugas perusahaan kargo tempat kita mengirim apakah bisa membantu kita supaya barang kita diberangkatkan segera karena penting istilahnya handling ada yang istilah lain dengan sebutan speed dan lain-lain. Tanya saja “pak/bu kalau disini bisa handling atau nggak?” kalau kita punya kenalan orang dalam ataupun yang bisa meminta izin kepada orang maskapai untuk diberangkatkan segera dikarenakan barang yang kita kirim adalah barang mendesak,bisa saja barang kita diberangkatkan hari itu juga asalkan dengan memberi alasan yang logis dan masuk akal (misal barang untuk operasi pasien yang harus segera ditolong,barang bukti pengadilan untuk menguatkan suatu perkara,atapun mayat yang harus segera dikubur karena ditunggu di rumah duka ). Biaya handling ini bervariasi karena tergantung petugas handling tersebut,ada yang minta seikhlasnya,ada yang minta menyebutkan nominal,dan lain-lain. Tetapi tetap tanyakan kepada petugas kargo,jangan kepada calo.

Ketiga Menunggu Kedatangan Barang

Setelah barang dikirim dan mendapat nomor SMU,segera telfon kerabat atau orang yang kita kirimi barang itu supaya ketika barang sampai,dia langsung ke bandara untuk mengambil. Usahakan begitu pesawat landing dan tunggu 3 jam untuk loading dan sebagainya,biasanya barang kita sudah bisa di ambil ke agen perusahaan kargo tempat kita mengirim tadi. Kalau dari Jogjakarta lewat PMA cargo,berarti ketika di Jakarta diambil di PMA cargo juga,kalau lewat SUN Cargo dari Jogjakarta berarti di Jakarta diambil di SUN cargo juga. Kalau tidak ada perwakilan perusahaan EMPU (Ekspedisi Muatan Pesawat Udara) di bandara tujuan,rekan-rekan dapat menanyakan pad EMPU yang lain.

Contoh pelacakan pesawat via flightradar24.com

Trik : usahakan ketika mengirim barang sebaiknya meminta nomor handphone petugas kargo atau perwakilan perusahaan kargo tempat kita mengirim supaya kita bisa tahu barang kita dikirim dengan pesawat apa dan nomor penerbangannya berapa. Kalau sudah tau nomor pesawatnya kan bisa kita lacak pergerakan pesawatnya di www.flightradar24.com (canggih bukan,kurang enak apa coba).

Keempat Mengambil Barang di Bandara Tujuan


Jika barang sudah sampai biasanya kita akan di sms oleh perusahaan cargo perwakilan di bandara tujuan agar segera diambil atau kalau tidak sempat mereka sms,kita datang sendiri saja begitu pesawat landing yang telah kita lihat di flightradar24,tunggu 3 jam untuk proses unloading baru kita datang ke bandara. Jangan lupa bawa KTP dan sebutkan nomor SMU yang telah diberitahukan pengirim barang dari bandara asal. Ketika mengambil barang,kita akan dikenakan biaya gudang oleh petugas,jadi ketika mengambil barang jangan lupa juga membawa uang secukupnya.

Trik : Jika ketika mengambil barang terdapat oknum calo yang menawari atau mengiming-imingi kalau nanti diambilkan barangnya oleh mereka bisa cepat,tetap jangan terburu-buru ambil keputusan. Usahakan jika memang ingin memberi fee atau memang sudah tidak ada jalan lain karena memang banyak calonya usahakan cari yang berseragam dan bisa bertanggung jawab. Pengalaman ada kawan saya mengambil barang di bandara tujuan ditawari jasa calo ternyata orang itu bukan calo,tetapi orang iseng yang tidak tau tinggal dimana dan dia bukan petugas EMPU di bandara tersebut,hanya orang main-main yang kebetulan lewat. Jadi,kalau terpaksa mau memakai jasa calo usahakan calo yang bertanggung jawab dan dapat kita perintah karena kita sudah membayar dengan uang lebih.

Itu tadi adalah cara dan trik kirim barang via kargo udara untuk pengetahuan rekan-rekan jika ingin mengirim barang yang berat tetapi ingin tepat waktu dan murah. Untuk penerbangan internasional atau kegiatan exim (export-import) langkahnya sama tetapi ada lagi dokumen-dokumen yang disiapkan mengikuti aturan kepabeanan. Semoga membantu ya guys.

Comments

Popular posts from this blog

Bahan Bakar Pesawat

Mesin Pesawat

Sayap Pesawat