Navigasi Udara
NAVIGASI UDARA
Sebelum belajar navigasi,kita terlebih dahulu harus memahami pentingnya navigasi bagi sebuah perjalanan. Tanpa navigasi dan peta sudah tentu kita akan kesasar dan pasti akan bertanya kepada orang terdekat yang ada di sekitar. Pertanyaannya, Bagaimana dengan penerbangan jika pilot maupun pesawat terbang tidak menggunakan navigasi dalam pekerjaannya? Bagaimana jika menyasar dan akan tanya siapa di udara?. Pertanyaan tersebut sudah menjadi dasar yang kuat kenapa kita membutuhkan ilmu navigasi. Kendaraan darat saja butuh apalagi kendaraan udara yang resiko kesasarnya besar karena pesawat bergerak sangat cepat,dapat mengelilingi belahan bumi,dan tentunya tidak ada yang dapat kita tanyakan di atas sana. Karena pergerakan pesawat sangat luas,maka navigasi penerbangan juga menggunakan konsep nautika sama seperti pelayaran. Sebelum belajar navigasi,terlebih dahulu saya memberikan saran beberapa buku bacaan yang bagus untuk dipelajari rekan-rekan yang ingin mendalami navigasi udara.
STRUKTUR PESAWAT TERBANG
Ilmu tentang struktur pesawat terbang ini sangat penting. Struktur pesawat terbang inilah yang menjadi identitas asli sebuah pesawat atau menjadi ujung tombak sebuah pesawat di nilai dan dilihat oleh orang banyak. Ketika kita belajar aerodinamika,kita belajar propulsi,belajar mekanika terbang,mungkin masyarakat awam tidak bisa menyerapnya secara langsung karena implementasi ilmu tersebut di lapangan tidak bisa terlihat dengan kasat mata sebagai sebuah pesawat. Lain dengan struktur pesawat,ilmu inilah yang menjadikan sebuah pesawat terbentuk. Bayangkan jika rekan-rekan yang hobi foto dan narsis. Ketika rekan-rekan foto di depan mesin gas turbin atau mesin pesawat yang terbuka dan rekan-rekan cerita dengan kerabat,teman,dan sebagainya di kampung kalau rekan-rekan foto disamping pesawat,pasti mereka tidak akan percaya karena rekan-rekan hanya menunjukkan foto disamping gelondongan mesin bulat. Tetapi,jika rekan-rekan foto disamping struktur pesawat,padahal pesawat tersebut sudah tidak bisa terbang dan isi di dalamnya telah dilepas semua,pasti orang akan percaya kalau rekan-rekan foto dengan pesawat karena ada benda yang berbentuk pesawat di foto rekan-rekan. Itu kenapa saya katakan ilmu struktur ini adalah salah satu ilmu identitas penerbangan,karena struktur inilah yang akan membedakan antara pesawat,mobil,kapal laut,dan lain-lain. Sebelum kita belajar tentang struktur pesawat terbang, saya akan memberikan rujukan buku-buku yang terkenal yang banyak digunakan insinyur di dunia untuk membuat struktur pesawat terbang.
Aircraft Structures for Engineering Students Edisi 5, T.H.G Megson
Aircraft Structural Analysis,T.H.G Megson
Aircraft Structures,David J Perry
Composite Materials for Aircraft Structures, Alan Baker
Mechanic of Aircraft Structures,C.T.Sun
Struktur pesawat adalah bagian yang sangat penting pada pesawat. Seperti yang saya ulas di atas tadi,strukturlah yang membentuk lempengan aluminium menjadi bentuk pesawat. Karena struktur yang membuat kita nyaman selama penerbangan dan tidak dingin terkena suhu di luar pesawat. Untuk mempelajari ilmu struktur ini dasarnya adalah pelajaran matematika dan fisika. Hampir semua cabang matematika IPA digunakan dalam menghitung struktur seperti integral,matriks,limit,persamaan kuadrat,dan lain-lain. Untuk fisika,rekan-rekan yang berminat belajar struktur harus memperkuat beberapa materi dasar fisika seperti elastisitas,hukum hook,tegangan,modulus young,pemuaian,gelombang,gerak harmonik,momen gaya,vektor,dan lain-lain. Sebelum kita belajar menghitung struktur,kita harus mengenali dulu bagian-bagian dari pesawat terbang yang dipisah sesua keperluannya dalam perancangan pesawat.
1. Badan Pesawat (Fuselage)
Badan pesawat adalah bagian pesawat yang sejajar dengan sumbu longitudinal yang biasanya dipakai untuk muatan atau payload. Badan pesawat inilah salah satu bagian penting atau dapat dibilang satu-satunya yang memiliki nilai jual ekonomis karena semua payload seperti penumpang,kargo,bagasi,dan lain-lain dimuat ke dalam badan pesawat. Jadi,semakin besar badan pesawat,sudah pasti payloadnya juga besar. Untuk mempelajari struktur apa saja yang ada di badan pesawat akan kita bahas di bawah.
2. Ekor Pesawat Terbang ( Empennage )
Ekor pesawat terbang adalah bagian pesawat yang terletak di belakang dan biasanya digunakan sebagai letak bidang kendali pesawat yaitu aileron dan rudder serta horizontal dan vertical stabilizer. Ekor pesawat sangat berperan penting untuk struktur pesawat konvensional atau pesawat pada umumnya,tetapi semakin bertambahnya waktu,beberapa desain pesawat sudah ada yang tidak membutuhkan ekor pesawat.
3. Sayap ( Wing )
Sayap adalah bagian pesawat yang terletak sepanjang sumbu lateral yang digunakan untuk memberikan gaya angkat pada pesawat terbang. Salah satu yang menentukan besarnya gaya angkat pada pesawat adalah luas sayapnya. Oleh karena itu,pesawat berbadan besar yang muatannya berat-berat,sudah pasti sayapnya juga lebar-lebar.
4. Alat Pendaratan ( Landing Gear )
Landing gear adalah alat yang digunakan untuk membantu pesawat atau menopang pesawat selama di darat atau rekan-rekn lebih mengenalnya sebagai roda pesawat walaupun nanti landing gear tidak hanya berbentuk roda. Landing gear ini sangat penting karena walaupun hampir sebagian besar operasi pesawat berada di udara,tetapi tidak selamanya pesawat berada di udara. Tidak seperti kapal laut yang sudah di air akan berada di air setiap waktu dan mobil berada di darat setiap waktu. Pesawat ketika sudah selesai beroperasi akan kembali ke daratan dan sudah pasti membutuhkan alat yang dapan membantu menyangganya di darat. Untuk mempelajari struktur landing gear akan kita pelajari di bawah.
Untuk mempelajari struktur,kita harus memahami dulu beberapa jenis tegangan dan regangan pada struktur pesawat terbang. Jenis-jenis tegangan dan regangan ini yang nantinya dapat mempengaruhi kinerja struktur pada pesawat.
Tension atau regangan adalah keadaan yang diakibatkan karena adanya pengaruh gaya yang saling ditarik berlawanan arah menuju luar dari benda. Contoh dari tension pada badan pesawat adalah pada saat mesin mendorong badan pesawat kedepan dan tekanan udara mendorong pesawat kebelakang. Pada saat kondisi tersebut,struktur pesawat mengalami tension. Kekuatan regangan suatu bahan diukur dengan satuan psi atau N/m atau sama dengan dimensi tekanan,sedangkan untuk perubahan panjang atau perubahan regangannya diukur dalam satuan meter atau centimeter.
Compression atau tekanan adalah keadaan yang diakibatkan karena adanya pengaruh dua gaya yang saling mendorong dengan arah yang berlawanan kedalam benda. Satuan untuk compression adalah sama seperti tension yaitu psi atau N/m.
Torsion atau puntiran adalah keadaan yang diakibatkan karena adanya perngaruh dua gaya yang saling memutar benda dengan arah yang berlawanan. Contoh torsion dalam struktur pesawat adalah saat pesawat sedang terbang,mesin bagian kanan dan kiri memiliki momen gaya yang saling memutar berlawanan arah dan menyebabkan terjadinya torsi atau puntiran.
Shear atau pergeseran adalah keadaan dimana antara dua benda yang saling bertumpukan bergeser akibat gaya yang berlawanan arah yang saling menarik keluar. Salah satu contoh pergeseran pada struktur pesawat adalah letak dua plat yang dirivet atau disambung.
Bending atau kombinasi semua regangan dan tegangan adalah keadaan dimana sebuah benda mengalami regangan dan juga tegangan secara bersama-sama. Bending ini nanti yang paling banyak terjadi pada struktur pesawat,sehingga hampir semua pelajaran tentang maintenance,tentang analisis struktur di perkuliahan,dan sebagainya lebih fokus mempelajari bending ini atau yang lebih terkenal nantinya pada saat belajar material adalah mempelajari regangan vs tegangan. Hampir sebagian besar struktur pesawat mengalami bending seperti bagian sayap,fuselage,dan sebagainya.
Jeppesen Oxford ATPL 9 Meteorology
Jeppesen Oxford ATPL 10 Navigation 1
Jeppesen Oxford ATPL 11 Navigation 2
Weather,Reports,Forecast,and Flight Planning,Terry T Lankford
Aeronautical Radio Communication System and Networks,Dale Stacey
Air Traffic Control,Michael S Nolan
Jeppesen Oxford ATPL 9 Meteorology
Jeppesen Oxford ATPL 10 Navigation 1
Jeppesen Oxford ATPL 11 Navigation 2
Weather,Reports,Forecast,and Flight Planning,Terry T Lankford
Aeronautical Radio Communication System and Networks,Dale Stacey
Air Traffic Control,Michael S Nolan
Sebelum belajar lebih lanjut tentang navigasi udara,kita harus hafal terminologi atau istilah-istilah dalam navigasi udara yang sering dipakai pilot atau FOO.
Heading : Arah sudut hidung pesawat. ( istilahnya pesawat itu menghadap kemana itulah yang disebut heading. Contoh saya heading 090 berarti pesawat itu mengarah pada sudut 90 derajat. Ingat-ingat pelajaran geografi waktu SMA tentang kompas. Sudut nol derajat adalah kutub utara dan sudut berikutnya bergerak ke kanan atau searah arah jarum jam,sehingga sudut 90 adalah arah timur. Heading ini kalau pilot tempur lebih sering menyebutnya angka pada jam,seperti “musuh di arah pukul tiga, musuh kita ada di arah pukul dua”.
Garis Lintang ( Latitude ) adalah garis yang memotong bumi menjadi dua bagian utara dan selatan. Kalau di peta penerbangan nanti jangan pakai bahasa Indonesia. Jadi untuk menulis lintang utara cukup pakai huruf N kapital ( 20o15’29”N) atau kalau selatan pakai S kapital ( 15o10’13”S).
Garis Bujur (Longitude ) adalah garis yang memotong bumi menjadi dua bagian yaitu barat dan timur. Kalau di peta penerbangan nanti jangan pakai bahasa Indonesia. Jadi untuk menulis bujur timur cukup pakai huruf E kapital ( 20o15’29”E) atau kalau barat pakai W kapital ( W15o10’13”E).
Course adalah arah heading yang sebenarnya ngin kita lalui.
Track adalah arah heading kenyataan yang terjadi karena pengaruh angin sehingga pesawat headingnya berubah.
- 1o = 60 ' ( baca : satu derajat sama dengan enam puluh menit )
- 1' = 60'' ( baca : satu menit sama dengan enam puluh detik )
- 1 ' = 1 nm (baca : satu menit sama dengan satu nautical mile )
- 1 knot = 1 nm / jam (baca : satu knot sama dengan satu nautical mile per jam )
Dalam navigasi penerbangan,sebenarnya kita menggunakan pelajaran geografi tentang kompas serta pelajaran matematika tentang detik,menit,dan derajat.
Bentuk bumi adalah bulat dan bumi juga berputar pada porosnya yang disebut dengan rotasi. Rotasi bumi inilah yang menyebabkan terjadinya siang dan malam serta perbedaan waktu antara berbagai tempat di dunia. Bayangkan saja di Jogja jam 8 malam,di papua sudah jam 10 malam. Bagaimana dengan waktu dibelahan bumi lain? Oleh karena itu navigasi diperlukan karena pesawat,terutama pesawat berbadan besar atau wide body tidak terbang pada rute-rute pendek. Airbus A-380 mampu terbang Sydney-london non stop. Bayangkan jika ilmu navigasi tidak digunakan,sudah pasti ketika pesawat tiba di London akan berantakan jadwalnya,dikira siang ternyata malam,dan lain-lain. Dalam mempelajari navigasi ini,kita akan belajar menjadi tiga bagian yaitu jarak ,waktu,dan alat navigasi
Teknik Perhitungan CH Long dan CH Lat
A. CH Long / CH Longitude / Perbedaan Selisih Bujur
CH longitude atau change of longitude alias perubahan atau selisih derajat posisi garis bujur satu tempat dengan tempat lain. CH longitude dan CH latitude digunakan nantinya untuk megnghitung jarak dan selisih waktu antara dua tempat di bumi. Jadi, sebelum belajar navigasi,rekan-rekan wajib mahir dalam perhitungan ini. Dibawah kita akan mengerjakan contoh soal CH longitude antara dua tempat.
1. Perhitungan CH longitude dua tempat yang sama-sama terletak di satu belahan bujur.
Perhitungan CH long dua tempat yang masih dalam satu belahan bujur maksudnya wilayah A posisinya di bujur timur dan B di bujur timur juga. Kalau dipeta misalnya posisi antara A dengan B. Posisi A 45o30’10” E dan B 15o40’30”E,mereka berdua baik posisi A dan B sama-sama di bujur timur atau east.
Pada perhitungan di atas,kita melihat hasil dari selisih derajat antara A dan B adalah 62o. Tetapi,kenapa kok di belakangnya diberi huruf E atau east,padahal koordinat antara titik A dan B adalah sama-sama di W atau west atau di bujur barat. Jawabannya sederhana yaitu karena perbedaan letak bujur ini mempengaruhi selesih waktu antara dua tempat,maka arah selisihnya perlu diperhatikan. 165oW ke 103oW bergerak ke kanan berarti dari barat ke arah timur. Tanda E di belakang 62o artinya bahwa untuk bergerak dari 165oW ke 103oW harus berpindah sejauh 62o ke arah timur.
2. Perhitungan CH longitude dua tempat yang berbeda letak belahan bujur
Perhitungan CH long dua tempat yang berbeda letak belahan bujurnya.maksudnya wilayah A posisinya di bujur timur tetapi posisi B di bujur barat. Kalau dipeta misalnya posisi antara A dengan B. Posisi A 45o30’10” E dan B 15o40’30”W,mereka berdua antara A dan B berbeda bujur. A di timur dan B di barat.
Sekarang kita lihat teknik perhitungan di atas. Untuk perhitungan CH long yang berbeda belahan bujurnya,kita menggunakan 180o sebagai patokan. 180o dipilih karena bujur tersebut adalah letak UTC time atau waktu standar internasional dan membagi bumi menjadi dua belahan bujur yaitu bujur barat dan timur. Ketika kita bergerak dari satu titik ke titik lain yang berbeda belahan bujur,maka titik pertama harus transit di 180o dulu begitu juga titik kedua. Jarak antara titik A ke 180o dan titik B ke 180o itulah yang nantinya akan kita tambah. Sehingga jarak antara titik A dengan B berselisih 25o W. Akhiran W berarti pergerakan tersebut searah jarum jam.
Untuk latihan,rekan-rekan silahkan kerjakan soal di bawah ini tentang perhitungan CH long antara dua titik A dan B.
CH long adalah selisih perbedaan derajat antara titik A dan B,sedangkan D long adalah jarak antara A dan B dengan mengkonversi CH long dikalikan dengan 60'.
B. CH Lat / CH Latitude / Perbedaan Selisih Lintang
CH latitude atau change of latitude alias perubahan atau selisih derajat posisi garis lintang satu tempat dengan tempat yang lain. Kalau CH longitude tadi bisa untuk mengukur perubahan jarak dan perbedaan waktu dua tempat,maka kalau CH latitude hanya bisa menunjukkan perbedaan jarak saja,karena perbedaan waktu antara wilayah di belaha bumi hanya di pengaruhi oleh garis bujur,bukan lintang.
1. Perhitungan CH latitude dua tempat yang sama-sama terletak di satu belahan lintang.
Perhitungan CH lat dua tempat yang masih dalam satu belahan lintang maksudnya wilayah A posisinya di lintang utara dan B di lintang utara juga. Kalau dipeta misalnya posisi antara A dengan B. Posisi A 45o30’10” N dan B 15o40’30”N,mereka berdua baik posisi A dan B sama-sama di lintang utara atau N.
dari perhitungan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa,kalau dua tempat posisinya masih terletak dalam satu belahan lintang,maka untuk mencari selisih derajatnya cukup dikurangi saja. Dalam perhitungan di atas,didapat hasil selisih derajatnya adalah 21oN. Karena kita sudah belajar konversi di atas tadi, maka 21oN sama dengan 1260 menit atau sama saja jarak kedua tempat itu adalah 1260 nautical miles.
2. Perhitungan CH latitude dua tempat yang berbeda letak belahan lintang.
Perhitungan CH long dua tempat yang berbeda letak belahan lintangnya.maksudnya wilayah A posisinya di lintang utara tetapi posisi B di lintang selatan. Kalau dipeta misalnya posisi antara A dengan B. Posisi A 45o30’10” N dan B 15o40’30”S,mereka berdua antara A dan B berbeda lintang. A di utara dan B di selatan.
Kalau yang sama-sama terlatak pada satu lintang di atas tadi cara menghitungnya di kurangi,maka kalau yang berbeda lintang berarti lawan katanya yaitu di tambah. Seperti contoh soal di atas. karena letak A berada di belahan utara atau lintang utara dan B terletak pada lintang selatan,maka untuk mengetahui selisih antara dua tempat itu harus ditambah bukan dikurangi. tetapi,pada contoh soal diatas kan harusnya kalau ditambah antara 41o30’ + 20’o30’ hasilnya 61o60’,tetapi disitu ditulis 62oS. Rekan-rekan ingat-ingat lagi rumus konversi di atas tadi kalau 1o = 60 ' ,jadi 60' yang dibelakang tadi diubah menjadi 1oditambahkan kedepannya,sehingga selisih derajatnya menjadi 62oS.
Untuk latihan,rekan-rekan silahkan kerjakan soal di bawah ini tentang perhitungan CH lat antara dua titik A dan B.
CH lat adalah selisih perbedaan derajat antara titik A dan B,sedangkan D lat adalah jarak antara A dan B dengan mengkonversi CH lat dikalikan dengan 60'.
Teknik pengukuran baik CH long atau CH lat di atas tadi,nantinya akan digunakan untuk menghitung perbedaan jarak antara dua tempat ataupun perbedaan waktu antara dua tempat di bumi. Sehingga rekan-rekan dapat mengetahui kapan pesawat akan sampai di tujuan jika terdapat perbedaan waktu antara dua tempat tersebut.
A. Jarak
Orang penerbangan terbiasa menggunakan satuan nautical mile (nm) untuk mengukur jarak antara dua tempat. Sebenarnya jika memakai kilometer,meter,dan lain-lain tidak apa-apa. Lalu mengapa yang digunakan nautical mile?. Penggunaan nautical mile ini karena ada hubungannya dengan koordinat peta. Dalam peta,terdapat garis bujur dan lintang yang sama-sama memiliki satuan derajat. Kalau kita dalam kehidupan sehari-hari terbiasa menyebut “ jarak rumahmu ke rumahnya budi berapa meter?”. Tetapi, kalau mengucapkannya dengan bahasa peta,maka yang ada menjadi “ jarak rumahmu ke rumah budi selisih berapa derajat?”. Jadi setiap derajat perbedaan garis bujur atau lintang di bumi,menandakan bahwa dalam perbedaan derajat tersebut terdapat juga perbedaan jarak.
Perbedaan derajat antar dua tempat tadi mengandung arti bahwa terdapat perbedaan jarak juga. Hal itu sesuai rumus minut and second of arc pada pelajaran geografi,dimana 1 derajat = 60 menit dan 1 menit = 60 detik. ( detik dan menit di sini bukan waktu ya. Sekali lagi ingat materi geografi SMA tentang teori minut and second of arc ). Jawaban sederhananya kenapa kok penerbangan pakai satuan nautical mile? Ya karena satu nautical mile itu adalah sama dengan jarak satu menit di peta. Jadi andaikata rumah budi dan rumah ani berbeda satu derajat pada peta,itu tandanya rumah ani dan rumah budi berjarak 60 nautical mile. Alasan lain kenapa pakai nautical mile,karena ada hubungannya dengan satuan kecepatan knot. Rekan-rekan sering mendengar kapal laut berlayar dengan kecepatan 20 knot,pesawat bergerak dengan kecepatan 70 knot,dan sebagainya. Lagi-lagi ada hubungannya kok kenapa kita harus pakai satuan nautical mile karena knot adalah hasil pembagian dari nautical mile per jam. Jadi sudah jelas kan guys kenapa dipenerbangan dianjurkan pakai nautical mile untuk menentukan jarak. Walaupun rekan-rekan mau pakai kilometer juga tidak apa-apa,tetapi di penerbangan,satuan itu jarang dipakai untuk navigasi.
Dalam perhitungan jarak antar dua tempat,kita juga harus memahami apa itu great circle dan rhumb line. Sekarang rekan-rekan bayangkan sebuah bentuk bola atau bayangkan saja globe.
Sebelum menghitung jarak,kita harus mengingat beberapa konversi jarak di bawah ini :
- 1o = 60 ‘ ( baca : 1 derajat sama dengan 60 menit )
- 1 nm = 1’ ( baca : 1 nautical miles sama dengan 1 menit )
- 1 km = 1000 m ( baca : 1 kilometer sama dengan 1 meter )
- 1 nm = 1,85 km ( baca : 1 nautical miles sama dengan 1,85 kilometer )
- 1 ft = 0,3 m ( baca : 1 feet sama dengan 0,3 meter )
Dibawah ini kita akan belajar menghitung jarak antara lintasan great circle dan lintasan rhumb line. Kita akan mengetahui kenapa lintasan great circle jaraknya lebih pendek daripada kalau pesawat harus mengikuti lintasan rhumb line.
A. Great Circle (Lingkaran Besar) / Orthodrome /Remmanian Circle
Jarak terpendek diantara dua titik pada suatu permukaan bola adalah garis lengkung yang disebut dengan Lingkaran Besar (Great Circle). Lintasan great circle ini punya kelebihan yaitu jarak yang ditempuh kalau lewat great circle ini lebih pendek dari rhumb line,bahasa kerennya kita motong jalan. Karena motong jalan,berarti punya kelemahan juga yaitu sudut pesawat harus diubah-ubah menyesuaikan lintasan great circle dan ini jelas sangat membosankan ketika membawa pesawat.
1. Jarak terbang melalui great circle dengan belahan lintang dan bujur yang sama.
Pada perhitungan di bawah, antara A dan B memiliki belahan bujur dan lintang yang sama yaitu untuk lintang sama-sama di lintang utara atau north dan sama-sama di bujur barat atau west. Tetapi terdapat selisih jarak untuk lintangnya dimana posisi A berada pada 64°35’N dan B berada pada 53°15’N.
2. Jarak terbang melalui great circle dengan belahan lintang berbeda tetapi bujurnya sama.
Pada perhitungan di bawah, antara A dan B memiliki belahan lintang berbeda tetapi terletak pada bujur yang sama. Untuk lintang A adalah 64°35’N atau di lintang utara,sedangkan B adalah 53°15’S atau lintang selatan. Baik kedua posisi A dan B sama-sama di bujur barat atau west.
3. Jarak terbang melalui great circle dengan belahan lintang sama tetapi beda derajat dan belahan bujur berbeda.
Pada perhitungan di bawah, antara A dan B memiliki belahan lintang sama,tetapi derajat lintangnya berbeda antara A dan B. Lintang A terletak pada 64°35’N dan lintang B terletak pada 53°15’N,kedua lintang tersebut baik A dan B sama-sama di lintang utara atau north. Untuk bujurnya baik A dan B berbeda belahan. Kalau A ada di 010°00’W atau bujur barat,sedangkan B ada di 170°00’E atau bujur timur.
4. Jarak terbang melalui great circle dengan belahan lintang berbeda dan belahan bujur dengan belahan yang juga berbeda.
Pada perhitungan di bawah, antara A dan B memiliki belahan lintang berbeda dan bujur berbeda. Untuk lintang A berada pada lintang utara dan B pada lintang selatan. Untuk bujurnya,posisi A ada pada bujur barat dan posisi B di bujur timur.
5. Jarak terbang melalui great circle dengan belahan lintang pada khatulistiwa atau ekuator dan belahan bujur yang berbeda.
Pada perhitungan di bawah, antara A dan B memiliki belahan lintang sama yaitu sama-sama di garis khatulistiwa,tetapi belahan bujurnya berbeda. Yang A ada di barat dan yang B ada di timur.
B. Rhumb Line / Loxodrome
Rhumb line adalah garis yang memotong lingkar meridian dengan besar sudut yang tetap (constant azimuth) sehingga setiap pesawat yang menjalani lintasan rhumb line tidak perlu merubah arah terbang pesawat selama perjalanan. Kelebihannya ya itu tadi,tidak perlu mengubah sudut,tetapi kelemahannya jaraknya jauh alias harus muter dulu.
Great circle dan rhumb line ini juga dipakai oleh orang pelayaran. Great circle atau rhumb line ini perbedaannya baru terasa kalau rekan-rekan terbang jauh. Kalau cuma pergi ke RT sebelah yang ya tidak akan terasa perbedaannya.
2. Waktu
Sekarang kita belajar tentang navigasi waktu. Dalam ilmu pemetaan,waktu di berbagai belahan dunia dipengaruhi oleh garus bujur atau longitude. Jadi,dalam perhitungan perbedaan waktu di bawah nanti semua hanya berurusan dengan garis bujur. Walaupun pesawat bergerak dari posisi A ke B yang lintangnya berbeda,tetap tidak perlu digunakan. Sekarang sebelum lebih jauh belajar navigasi waktu dan sistem penanggalan internasional,kita ingat lagi materi geografi SMA tentang pembagian belahan waktu di Indonesia. Indonesia dibagi menjadi tiga belahan waktu yaitu WIB,WITA,dan WIT. Setiap daerah yang punya perbedaan waktu sudah pasti memiliki perbedaan bujur. Kalau di Jogja jam 7 malam,maka di Makassar jam 8 malam,dan di Papua jam 9 malam. Itu hanya tiga belahan waktu,sekrang kita akan belajar semua belahan waktu di dunia,sehingga ketika pesawat berangkat dari Jakarta pukul 01.00 WIB,bisa kita prediksi kapan akan sampai di Amsterdam. Sebelum mempelajari perhitungan navigasi waktu,kita ingat dulu konversi satuan di bawah ini.
- 360° = 24 Jam ( Baca : 360 derajat sama dengan 24 jam )
- 15° = 1 Jam ( Baca : 15 derajat sama dengan 1 jam )
- 1° = 4 Menit ( Baca : 1 derajat sama dengan 4 menit pada jam )
- 15’ = 1 Menit ( Baca : 15 menit peta sama dengan 1 menit pada jam )
- 15” = 1 Detik ( Baca : 15 detik peta sama dengan 1 detik pada jam)
Selain konversi di atas,kita juga harus mengenal istilah waktu dalam penerbangan.
UTC (Universal Time Coordinate) : Adalah waktu universal atau waktu standar umum untuk menyeragamkan seluruh waktu pada setiap daerah di bumi. Letak UTC berada pada bujur 0o di kota Greenwich,Inggris. UTC dalam penerbangan di sebut juga GMT ataupun Zulu time.
STD (Scheduled Time of Departure) : Adalah waktu keberangkatan pesawat sesuai schedule atau flight plan yang telah direncanakan. (STD ditentukan jauh-jauh hari atau sudah direncanakan sebelumnya)
ETD ( Estimated Time of Departure) : Adalah waktu perkiraan keberangkatan pesawat. (biasanya STD dan ETD sama dan tidak berubah kecuali saat keerangkatan ada masalah atau gangguan teknis seperti cuaca atau gangguan pesawat maka ETD akan berubah dari STD)
ATD (Actual Time of Departure ) : Adalah waktu keberangkatan pesawat yang secara nyata terjadi. ATD ditentukan saat pesawat benar-benar berangkat.
STA ( Scheduled Time of Departure) : Adalah waktu kedatangan pesawat sesuai schedule atau flight plan yang telah dihitung jauh-jauh hari.
ETA ( Estimated Time of Arrival) : Adalah waktu perkiraan kedatangan pesawat. (biasanya STA dan ETA untuk penerbangan selalu berubah karena banyak faktor antara lain ketika di
perjalanan,pilot memutuskan berbelok karena menghindari awan CB,saat akan mendarat ternyata ATC menyuruh pilot untuk holding karena ada presiden mau lewat,sehingga antara STA dengan ETA tidak sama ).
ATA (Actual Time of Arrival) : Adalah waktu kedatangan pesawat yang nyata terjadi dan pesawat benar-benar sudah datang.
Comments
Post a Comment