Astronot

"Menjadi Astronot: Pemahaman yang Tepat" - Ketika masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar, mungkin banyak dari kita bercita-cita menjadi seorang astronot. Tapi, apakah kita benar-benar mengerti apa itu seorang astronot? Dan apa perbedaannya dengan seorang pilot?

Astronot bukan hanya sekadar orang yang mengemudikan roket ke luar angkasa, itu adalah pemahaman yang keliru. Seorang pilot adalah seseorang yang terlatih untuk mengendalikan pesawat terbang atau wahana lainnya, sedangkan astronot memiliki persiapan khusus untuk perjalanan ke luar angkasa. Namun, tidak semua astronot adalah pilot.


Astronot adalah individu yang terlatih dan terdidik untuk misi luar angkasa. Bisa jadi seorang guru, seorang dokter, atau seorang pilot yang mengemudikan roket dan berangkat ke luar angkasa. Jadi, ketika seorang guru atau dokter melakukan perjalanan ke luar angkasa, mereka juga disebut astronot, meskipun tidak memiliki latar belakang sebagai pilot.

Meskipun istilah "astronot" berasal dari Amerika Serikat, namun karena telah dikenal secara luas di seluruh dunia dan bahasa Inggris menjadi bahasa internasional, istilah ini digunakan secara umum untuk menggambarkan semua individu yang melakukan perjalanan ke luar angkasa. Namun, setiap negara memiliki istilahnya sendiri. Di Rusia, mereka disebut "kosmonot", di China disebut "taikonot", sementara di Indonesia kita mengenal mereka sebagai "antariksawan".

Jadi, jika suatu saat ada seorang individu dari Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar angkasa, maka dia akan disebut sebagai antariksawan, mewakili negara kita di ruang angkasa. Dengan pemahaman yang tepat tentang perbedaan antara astronot dan pilot, kita bisa lebih menghargai peran dan kontribusi mereka dalam menjelajahi luar angkasa.


lihatlah lambang bendera di lengan mereka,yang kiri bendera amerika : Astronot
Yang kanan bendera rusia : Kosmonot

Astronot di dunia merupakan orang-orang pilihan dari beberapa latar pendidikan mulai dari tentara,dosen,guru,dokter,peneliti/ilmuwan,dan lain-lain. Setiap wahana luar angkasa yang membawa astronot mempunyai sistem manajemen dan sistem koordinasi sendiri dalam roketnya. Jika dalam satu peluncuran roket luar angkasa terdapat 7 orang astronot yang berangkat, maka ketujuh orang itu mempunyai jabatan/tugas yang berbeda. Biasanya terdiri dari Commander (CDRs) ,Pilot (PLTs),Mission Specialist (MS),Payload Specialist (PS),dan lain-lain.

Berikut adalah salah satu contoh manajemen crew yang ada di roket luar angkasa shuttle space.

CDRs atau commander in space adalah kepala kru astronot yang memimpin pilot dan seluruh astronot didalamnya,baik bertanggung jawab atas keselamatan,misi,maupun kemanan roketnya. CDRs pada umumnya merupakan pilot angkatan bersenjata yang telah diseleksi dan memiliki jam terbang tinggi untuk bertanggung jawab atas misi yang dijalankan. Biasanya CDRs duduk disebelah kiri pada kokpit roket luar angkasa (shuttle space) sama seperti PIC (Pilot in Command/kapten pilot pada pesawat sipil).

PLTs atau Pilot in Space adalah astronot yang bertugas mengemudikan roket luar angkasa dan bertanggung jawab atas kendali roket tersebut. PLTs pada umumnya merupakan pilot sipil atau pilot lembaga antariksa suatu negara yang memiliki jam terbang tinggi dan telah dilatih untuk membawa peswat ulang alik. Tanggung jawab PLTs hanya sebatas lingkup roket saja,dia tidak terlibat pada misi yang dijalankan ketika diluar angkasa.

Pilot dan Commander di roket luar angkasa shuttle space

Mission Specialist (MS) adalah astronot yang bertugas menjalankan misi diluar angkasa sesuai tugas dari misi itu. Misalnya ketika terdapat misi penelitian daur hidup tumbuhan diluar angkasa,maka mission specialistnya berasal dari ahli botani,kimia,dan biologi. Ketika sudah sampai di luar angkasa mereka langsung bekerja sesuai tugasnya masing-masing. Jika terdapat misi untuk mengukur radiasi panas matahari di luar angkasa,maka mission specialist yang berangkat adalah ahli astrofisika,astronomi,dan ahli matematika. Seperti contoh difilm armageddon,ketika ada asteroid yang akan menghantam bumi dan jalan satu-satunya harus diledakkan dengan cara menanam bom di asteroid tersebut,maka mission specialistnya adalah para tukang pengebor dan ahli geologi. Mission spesialist yang berangkat tergantung dengan misi apa yang akan dilakukan diluar angkasa.


Megan McArthur,Ph.D Adalah astronot yang bertindak sebagai Mission Specialit,Latar belakang pendidikannya adalah Doktor di ilmu kelautan (Oceanografi)

Astronot tidak terbatas hanya pada kaum laki-laki tetapi sudah banyak astronot wanita yang keluar angkasa,juga tidak terbatas pada suku ras dan agama,hampir semua astronot yang sudah keluar angkasa berasal dari berbagai macam suku ras dan agama dari seluruh belahan duni. Dahulu, pakaian astronot menggunakan flightsuit/wearpack terbang berwarna biru,tetapi karena untuk alasan rescue dan mempermudah pencarian jika terjadi hal yang tidak diinginkan,para astronot menggunakan flightsuit/seragam berwarna orange karena warnanya yang cukup mencolok. Ketika berada diluar angkasa,seorang astronot atau mission specialist yang akan melakukan penelitian atau menjalankan misinya diluar ISS atau diluar roket ,dia harus menggunakan space suit,yaitu baju astronot berwarna putih yang dilengkapi dengan alat pendukung kehidupan,mulai dari pengatur suhu,tekanan,suplai oksigen dan lain-lain.

Flightsuit astronot berwarna biru yang dipakai tahun 90-an

Flightsuit astronot warna orange dipakai sampai sekarang

Spacesuit digunakan saat astronot berada diluar roket

BAGAIMANA DENGAN PENERBANGAN LUAR ANGKASA UNTUK PARIWISATA?

Saat ini memang sudah ada penerbangan luar angkasa untuk pariwisata,yaitu dengan menggunakan roket Space Ship One dan Roket Space Ship Two. Seperti dengan namanya,untuk pariwisata berarti astronot tersebut memiliki misi ke luar angkasa hanya untuk bersenang-senang menikmati pemandangan di luar bumi tetapi biaya yang harus dikeluarkan tidak murah,sekitar Rp.500 Miliar-1,5 triliun perorang.

SpaceSHip Two,roket luar angkasa yang digunakan untuk

rekreasi ke luar angkasa

BAGAIMANA DENGAN INDONESIA ?

Indonesia dulu pernah memiliki misi mengirimkan warga negaranya untuk ke luar angkasa. Kandidat yang terpilih adalah Ibu Prof.DR. Pratiwi Sudarmono sebagai astronot utama dan Bapak DR.Taufik Akbar sebagai cadangan yang akan berangkat sebagai mission specialist di STS-61-H dengan menumpang roket luar angkasa shuttle space challlenger milik amerika serikat. Tetapi hal itu batal karena roket luar angkasa shuttle space challenger tersebut pada tahun 1986 meledak yang menewaskan seluruh astronot didalamnya. Tetapi Indonesia patut berbangga walaupun tidak jadi berangkat,Beliau merupakan astronot wanita asia pertama yang keluar angkasa jika misi itu jadi terlaksana.

Kiri : DR.taufik Akbar, Kanan : Prof.DR.Pratiwi Sudarmono

Atas: DR.taufik Akbar, Bawah: Prof.DR.Pratiwi Sudarmono

Semoga Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kemudian hari dapat mengirimkan astronot indonesia dengan roket buatan anak bangsa sendiri,Amin ya Robbal Alamin.

Comments

Popular posts from this blog

Bahan Bakar Pesawat

Mesin Pesawat

Sayap Pesawat